DENNYSAM 2

Selamat Datang di SuperBlog Denny Sam. Saya membuat beberapa artikel yang perlu dan baik untuk disharing.

DENNYSAM

Selamat Datang di SuperBlog Denny Sam. Saya membuat beberapa artikel yang perlu dan baik untuk disharing.

DENNYSAM 3

Selamat Datang di SuperBlog Denny Sam. Saya membuat beberapa artikel yang perlu dan baik untuk disharing.

DENNYSAM 4

Selamat Datang di SuperBlog Denny Sam. Saya membuat beberapa artikel yang perlu dan baik untuk disharing.

DENNYSAM 5

Selamat Datang di SuperBlog Denny Sam. Saya membuat beberapa artikel yang perlu dan baik untuk disharing.

Internet Kecamatan (MPLIK) di Mata Masyarakat.

Guna mempercepat peningkatan keterjangkauan pemerataan layanan internet di masyarakat terpencil dan untuk mendorong perubahan daerah setempat, mencerdaskan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat; Kementerian Komunikasi dan Informasi (KEMKOMINFO) pada tahun 2011 telah meluncurkan program Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK). Ini merupakan gebrakan baru untuk memasyarakatkan internet dan meng-internet-kan masyarakat. MPLIK sebagai kelanjutan program Universal Service Obligation (USO Project) melalui PLIK–tanpa Mobil.

4 July 2015

Pasal-pasal RPP E-Commerce terdapat banyak kerancuan

Rencana Peraturan Pemerintah.



Pasal-pasal RPP E-Commerce ada yang memuat hal-hal rancu yang bisa mengurangi kenyamanan berbelanja online / Shutterstock

Rencana Peraturan Pemerintah mengenai E-Commerce yang merumorkan bahwa setiap entitas yang melakukan kegiatan jual-beli secara online harus melalui fase verifikasi terlebih dahulu. Dalam Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Transaksi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (RPP TPMSE), nama resmi RPP E-Commerce, ada beberapa pasal yang sebaiknya perlu mendapatkan revisi.

Memang RPP TPMSE tidak melulu bernada negatif. Semangat yang diusung adalah supaya konsumen terlindungi dari permasalahan saat transaksi yang dilakukan secara online tidak berjalan seperti yang diharapkan. Meskipun demikian, ada beberapa pasal yang diusulkan dan tampaknya terlalu ketat, bahkan dibanding praktek di negara maju sekalipun.

RPP TPMSE tertanggal 21 Juni 2015 ini memiliki 87 pasal yang belum rampung secara keseluruhan. Disebutkan bahwa kewajiban verifikasi data diperuntukkan bagi kedua belah pihak, ternyata pada RPP hanya mewajibkan untuk pihak pedagang saja. Bunyi pasal tersebut ialah:

    Pasal 18
    Ayat (1): Pelaku Usaha yang melakukan kegiatan transaksi perdagangan melalui sistem elektronik wajib memiliki tanda daftar khusus sebagai Pelaku Usaha Transaksi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dari Menteri.
    Ayat (2): PTPMSE dan pedagang yang memiliki sistem TPMSE sendiri wajib memiliki izin khusus perdagangan melalui sistem elektronik dari Menteri.

    Pasal 19
    Ayat (1): Bagi Pelaku Usaha yang telah terdaftar sebagai Pelaku Usaha Transaksi Perdagangan Melalui Sistem elektronik akan mendapatkan Nomor Identitas Perusahaan Secara Elektronik.
    Ayat (2): Nomor Identitas Perusahaan Secara Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dapat dicantumkan dan/atau digunakan sebagai identitas hukum Pedagang atau PTPMSE.

Berdasarkan pasal tersebut, ada tanda daftar khusus yang harus diperoleh sebelum melakukan usaha berbasis online. Tanda daftar khusus yang dimaksud seharusnya membutuhkan nomor KTP dan NPWP sebagai bukti legitimasi bisnis yang dijalankan. Jika pada prosesnya menimbulkan kepelikan tersendiri, tak heran jika nantinya para pelaku e-commerce akan kembali memanfaatkan media sosial untuk berdagang.

Regulasi ini hanya akan meng-expose pemain e-commerce berbasis di Indonesia. Maka tak ayal jika nantinya para pemain akan pindah ke luar negeri, atau alternatifnya para pembeli akan melakukan transaksi di AliExpress, Amazon, eBay, atau situs-situs yang tidak terekspos ke regulasi Indonesia. Namun gagasan tersebut nampaknya akan terbentur oleh Pasal 13 dan Pasal 68.

    Pasal 13
    Pedagang,  PTPMSE, dan Penyelenggara Sarana Perantara berkedudukan di luar negeri yang melakukan transaksi Perdagangan melalui sistem elektronik dengan Konsumen yang berkedudukan di Indonesia dianggap melakukan kegiatan operasional di Indonesia.

    Pasal 68 

Pelaku Usaha yang menawarkan secara elektronik kepada Konsumen Indonesia dianggap memenuhi kehadiran secara fisik di Indonesia dan melakukan kegiatan usaha secara tetap di Indonesia.

Selama Anda terdaftar sebagai warga negara Indonesia, belanja online di negara manapun akan mengikuti perundang-undangan, lalu pasal 68 “memaksa” layanan marketplace asing untuk tunduk dengan aturan-aturan di dalam negeri.

Di sisi lain, RUU TPMSE “memaksa” layanan e-commerce dan marketplace untuk menerima proses refund dan retur. 


    Pasal 77 
Mewajibkan para pedagang dan PTPMSE untuk memberikan jangka waktu paling sedikit dua hari kerja untuk penukaran barang terhitung sejak barang diterima konsumen. Barang yang dapat ditukar ialah yang tidak sesuai, rusak, atau kadaluwarsa.

Pada pasal tersebut, konsumen yang menukarkan barang dibebankan biaya pengiriman kembali, padahal di negara maju seperti Amerika Serikat proses retur rata-rata tidak membebankan biaya apapun ke konsumen. Bagaimana jika pengiriman dilakukan ke Papua, yang biaya pengirimannya mahal, dan konsumen harus menanggung tambahan biaya pengiriman kembali? Untuk beberapa marketplace besar, seharusnya ada kemitraan lebih jauh dengan layanan logistik untuk memudahkan proses retur ini.

Jalan panjang yang harus ditempuh para pemegang kepentingan agar bisa merealisasikan ekosistem e-commerce yang lebih baik. Kementerian Perdagangan yang mengusulkan RPP ada baiknya duduk bersama asosiasi dan para pemain e-commerce guna merampungkan dan menyempurnakan pasal-pasal yang masih cenderung rancu.

29 June 2015

Pajak bagi Pebisnis Online





Kalau membicarakan soal pajak, kebanyakan pebisnis online akan cuek. Ada yang bilang “ngapain harus bayar pajak, wong kita ga merugikan pemerintah?! Internet aja kita bayar sendiri”, dan yang lain bilang “sudahlah, dari mulai kita buka mata sampai menutup mata, kita ini sudah bayar pajak… pajak kendaraan bermotor, pajak bumi dan bangunan, sewa rumah, bayar listrik, bayar telfon, sampai ke toilet dan parkir aja bayar.. Jadi ga perlu pusing bayar pajak, toh uangnya entar juga bakal dikorupsi”.

Sebenarnya ada aturannya bahwa setiap warga negara yang memiliki penghasilan diatas PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) harus membayar pajak. Tetapi untuk bisnis online memang belum diatur secara spesifik. Jadi karena belum diatur secara spesifik, maka dipakailah aturan standar yang sudah ada, yaitu disamakan dengan usaha offline.

Selain penghasilan google adsense, infolinks, amazon dan sejenisnya yang dibayarkan oleh perusahaan di luar indonesia, pada umumnya sudah dipotong pajak. Tetapi seperti penjualan jasa maupun produk secara online, bisa dimasukan sebagai penghasilan dan dilaporkan pada SPT Tahunan Orang Pribadi.

Ada 3 tipe wirausahawan:

1. Tidak mau bayar pajak, alias nakal

2. Antara mau dan tidak mau

3. Mau bayar tapi tidak mau ribet

Nah, dari ketiganya, Anda termasuk yang mana? Pasti bukan yang pertama kan ? kalau termasuk nomer 2, Anda bisa mencari tahu terlebih dahulu informasi tentang manfaat dan kegunaan pajak terlebih dahulu, biar yakin dan sadar. Tapi kalau nomer 3, Anda bisa mengikuti ulasan berikut secara garis besarnya tentang bagaimana cara menghitung pajak penghasilan Anda.

Khusus untuk wajib pajak orang pribadi, diberikan keleluasaan untuk memlih antara melakukan pembukuan atau pencatatan. Yang paling gampang dan tidak ribet adalah dengan pencatatan. Hanya saja, jika dengan pencatatan, maka pendapatan netto sudah dipatok sesuai besarnya prosentase norma pada KLU (klasifikasi lapang usaha) yang Anda pilih.

Jika memilih untuk melakukan pembukuan, maka semua biaya harus bisa dibuktikan dengan kuintansi. Dengan melakukan pembukuan, maka akan lebih mendekati real untuk menggambarkan berapa penghasilan netto/bersih Anda sebenarnya.

Misalnya Anda adalah seorang penjual jasa pembuatan web. Pendapatan kotor Anda dari bisnis ini adalah sebesar Rp. 100.000.000,- per tahun. Berapa pph pasal 25 (cicilan pajak perbulannya) yang harus Anda bayarkan di tahun berikutnya ?



Pada contoh ini, saya akan berikan ilustrasi menggunakan Pencatatan dengan norma penghasilan netto.

Rumus pph WPOP = ((Pendapatan Bruto x Norma penghasilan netto) – PTKP) x Tarif Pajak

Pendapatan Bruto = Rp. 100.000.000,-

Norma penghasilan netto untuk KLU Portal Web : 35%

Pendapatan netto =Pendapatan Bruto x Norma = Rp. 100.000.000,- x 35%

= RP. 35.000.000,-

PTKP untuk Orang Pribadi tanpa tanggungan : Rp. 25.000.000,- (dibulatkan untuk mempermudah penghitungan pada contoh ini)

Penghasilan Kena Pajak (PKP) = Pendapatan Netto – PTKP

= Rp. 35.000.000 – Rp. 25.000.000

= Rp. 10.000.000,-

Pajak yang harus dibayarkan = PKP x Tarif pajak

= Rp. 10.000.000,- x 5% =

= Rp. 500.000,-



Besarnya pph 25 yang harus Anda setorkan tiap bulannya di tahun berikutnya adalah : Rp. 500.000 / 12 bulan = Rp. 41.666,- per bulan.



Sebagai WPOP dengan pekerjaan bebas, maka Anda akan dikenakan pph pasal 25 dan 29.

Pph pasal 25 adalah besarnya angsuran pajak penghasilan dalam tahun pajak berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Wajib Pajak Badan untuk setiap bulannya.

Angsuran Pajak PPh Pasal 25 dibayarkan setiap bulan paling lambat tanggal 15 bulan berikut, dan dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak paling lambat tanggal 20 bulan berikut.

Sedangkan pph pasal 29 adalah Pajak Penghasilan yang harus dilunasi oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan sebagai akibat PPh Terutang dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan lebih besar dari pada kredit pajak yang telah dipotong atau dipungut oleh pihak lain (pph 21, 22, 23) dan yang telah disetor sendiri (pph 25).

PPh Pasal 29 harus disetor menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) paling lambat sebelum SPT Tahunan dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak.

Kode jenis setoran PPh Pasal 29 untuk wajib pajak badan adalah 411126-200

Kode jenid setoran PPh Pasal 29 untuk wajib pajak orang pribadi adalah 411125-200



Perlu diketahui bahwa penghitungan pajak di Indonesia menggunakan sistem SELF ASSESMENT. Artinya adalah Anda sendiri yang menghitung berapa pajak yang harus Anda bayarkan. Sebaiknya harus ikhlas ya, biar uang yang Anda bayarkan bisa bermanfaat untuk negeri ini secara optimal :)



Ngapain sih kok repot-repot urus pajak?

Suatu ketika Anda ingin membeli rumah di perumahan dengan harga 400 juta misalnya. Anda ingin membayar secara cash atau menggunakan KPR. Nah, syarat keduanya adalah sama, yaitu Anda harus punya NPWP.



Waduh, pakai NPWP segala ya ?

Oh, belum tahu ya? Hehehe… Mau kredit mobil maupun beli rumah syaratnya harus punya NPWP boz.

Bikin NPWP ga pakai lama kok, ga sampai 30 menit sudah jadi. Syaratnya cukup bawa fotokopi KTP 1 lembar.

Tapi perlu diingat, bahwa ketika sudah punya NPWP, maka berlakulah kewajiban Anda untuk melaporkan dan membayar pajak Anda. Tapi jangan kuatir, Anda bisa berkonsultasi dengan AR (Account Representative) Anda di KPP Pratama.

Semoga saja ke depannya sistem perpajakan di Indonesia semakin tidak ribet dan terus dipermudah, sehingga masyarakat dengan sadar mau membayar dan bisa merasakan manfaatnya.

22 June 2015

TENTANG STRATEGI PEMBELAJARAN


1. Tiga kolompok teori belajar :
a. Teori-teori belajar dari psikologi behavioristik
b. Teori-teori belajar dari psikologi kognitif
c. Teori-teori belajar dari psikologi humasnistik

- Menurut Teori Behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu apabila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Para ahli psikologi dalam rumpun behaviorisme ingin meneliti psikologi secara obyektif.

- Psikologi kognitif adalah kajian studi ilmiah mengenai proses-proses mental atau pikiran. Bagaimana informasi diperoleh, dipresentasikan dan ditransfermasikan sebagai pengetahuan. Psikologi kognitif juga disebut psikologi pemrosesan informasi.

- Teori psikologi Humanistik memberikan keluasan yang sangat besar kepada pendidik dan Anak didik dalam melakukan dialektika pembelajaran, sehingga terjalin komunikasi dua arah yang saling memahami karakter dan konsern dari setiap proses pembelajaran sehingga meransang siswa untuk “merdeka”.

2. Azas-azas belajar menurut teori Koneksionisme
Belajar merupakan peristiwa terbenetuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R). Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan ekternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organism untuk beraksi atau berbuat, sedangkan respon adalah sembarang tingkah laku yang duimunculkan karena adanya peransang.

Thorndike menemukan hukum-hukum belajar sebagai berikut :

a. Hukum kesiapan (law of readiness)
b. Hukum latihan (law of exercise)
c. Hukum akibat (law of effect)

3. Azas-azas belajar menurut teori Gestalt
a. Belajar itu berdasarkan keseluruhan, dalam prinsip ini yang diberikan adalah pokok yang luas yang ahrus dipecahkan oleh anak.

b. Belajar berdasarkan insight dan pengalaman, dalam teori organism memandang insight sebagai pemahaman atau tilikan sebagai syarat mutlak dalam proses belajar.

c. Belajar adalah suatu proses perkembangan dan proses yang kontinyu, manusia adalah organism yang tumbuh dan berkembang menurut cara-cara tertentu karena manusia mempunyai perbedaan-perbedaan individual.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor Internal dan faktor Eksternal.

- Faktor Internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor intern dibagi menjadi tiga faktor, yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.

- Faktor Ekstern, faktor-faktor yang berasal dari luar, dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

5. Komponen-komponen yang terdapat dalam interaksi belajar mengajar, diantaranya adalah:
a. Tujuan Prose belajar-mengajar
b. Guru/pendidik
c. Siswa
d. Kegiatan belajar mengajar
e. Evaluasi

6. Prinsip-prinsip mengajar
a. Prinsip apersepsi adalah memperoleh tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang telah ada. Sehingga mempermudah memahami ide-ide yang baru dipelajari dengan mengingat pada pemahaman ide yang telah dimiliki siswa.


b. Prinsip Peragaan adalah konsep mudah dipahami jika siswa aktif memanipulasi benda konkrit sebagai model representasi dari konsep yang abstrak.

c. Prinsip Motivasi, salah satu fungsi yang melekat pada diri guru adalah sebagai motivator anak didik agar memiliki semangat dan kemauan belajar yang lebih tinggi.

d. Prinsip Belajar aktif, pada hakekatnya belajar adalah wujud keaktifan ssiwa walaupun derajatnya tidak sama antara siswa satu dengan yang lain dalam suatu proses belajar mengajar.

e. Prinsip kerjasama, wujud nyata dalam proses belajar mengajar adalah diharapkan keterlibatan setiap siswa didalam tugas-tugas klasikal atau kelompok.

f. Prinsip mandiri, siswa perlu dibiasakan untuk mencapai kepuasan dengan usaha yang keras dari diri siswa sendiri.

g. Prinsip penyesuaian dengan individu siswa, idealnya karena adanya perbedaan setiap individu siswa maka dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa tentu dengan cara dan kecepatan yang berbeda-beda pula.

h. Prinsip Korelasi adalah mengaitkan pokok bahasan yang diajarkan dengan pokok bahasan lain dalam satu mata pelajaran dan mengaitkan hubungan atau manfaat suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain dan dalam kehidupan sehari-hari serta dalam perkembangan IPTEK.

i. Prinsip Evaluasi yang teratur, kegiatan mengevaluasi keberhasilan proses belajar mengajar yang ditunjukkan oleh kinerja siswa dalam belajar perlu dilakukan secara teratur dan kesinambungan selama dan setelah proses belajar mengajar berlangsung.

7. Keterampilan Guru dalam mengajar
a. Keterampilan bertanya.
b. Keterampilan memberikan penguatan.
c. Keterampilan mengadakan variasi.
d. Keterampilan menjelaskan.
e. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
f. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
g. Ketarampilan mengelola kelas.
h. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.

8. Metode Mengajar
- Metode Pembelajaran Ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relative besar.

- Metode Diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka.

- Metode Demonstrasi, merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan.
Demonstrasi sebagai model pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatu proses.

- Metode Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yamg dikombinasikan dengan metode lainnya.

- Metode Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.

- Metode Eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran dimana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya.

- Metode Study Tour (Karya Wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membubukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.

- Metode Latihan Keterampilan adalah metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada pserta didik dan mengajaknya lansung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu.

- Metode pengajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.

- Peer Theaacing Method yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.

- Metode pemecahan masalah (problem solving method)


- Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan diminta peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai objek kajian.

- Taileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian, misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja berkaitan dengan masalahnya

- Metode Global (ganze method) yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut.


9. Model-model strategi belajar mengajar
a. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning), konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.

b. Bermain Peran (Role Playing), merupakan salah satu model pembelajaran yang diarahkan pada upaya pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan antarmanusia (interpersonal relationship), terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik.

c. Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning) merupakan model pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.

d. Belajar Tuntas (Mastery Learning), bahwa di dalam kondisi yang tepat semua peserta didik mampu belajar dengan baik, dan memperoleh hasil yang maksimal terhadap seluruh materi yang dipelajari.

e. Pembelajaran dengan Modul (Modular Instruction) adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru.

f. Pembelajaran Inkuiri, merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

10. Fungsi Evaluasi Hasil Belajar adalah: 
Untuk membedakan kegagalan dan keberhasilan seorang peserta didik. Namun dalam perkembangannya evaluasi dimaksudkan untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik maupun kepada pembelajar sebagai pertimbangan untuk melakukan perbaikan serta jaminan terhadap pengguna lulusan sebagai tanggung jawab institusi yang telah meluluskan.

11. Syarat-syarat Test yang baik adalah :
a. Validitas, berarti kualiats yang paling penting dalam suatu tes. Validitas tes menunjukkan kepada pengertian apakah hasil sesuai dengan kriteria yang dirumuskan dan hingga mana tes tersebut telah mengukurnya.

b. Reliabilitas menunjukkan ketepatan dari nilai yang memperoleh sekolompok individu dalam kesempatan yang berbeda dengan tes yang sama ataupun yang itemnya ekuivalen.

c. Kesukaran, tingkat kesulitan dalam suatu tes merupakan suatu hal yang perlu dipertimbangkan, karena tes psikologis berbeda dengan tes hasil belajar.

d. Diskriminasi, Dalam analisis beda, arah kecendrungan alternatif jawaban pada item dipilih menjadi dua, jawaban satu dan dua. Pembagian arah jawaban tes tidak mengandung arti bahwa jawaban satu lebih baik daripada jawaban dua. Pembagian tersebut hanya sebagai kode. Bila kemungkinan jawaban suatu item terdiri dari dua alternatif, maka penentuan arah jawaban dapat dilakukan dengan mudah.

e. Balance, Suatu tes yang baik harus seimbang. Semua aspek yang akan di ukur tak hanya menumpuk pada suatu item tertentu hingga hasil tes dapat mengukur apa yang akan diukur dan dapat mengungkapkan apa yang sebenarnya yang harus diungkapkan.

f. Efisiensi dan Objektivitas, dapat berarti waktu yang diperlukan untuk menjawab item-item atau pertanyaan dalam melaksanakan tes dipergunakan dengan secepat mungkin Objetivitas berarti dalam pelaksanaan tes seharusnya diperoleh skor yang sesuai dengan kemampuan testi atau bersifat apa adanya (objektif) Penilaian dengan objektivitas disebut dengan penilaian objektif.

g. Ke-spesifikan, suatu tes psikologis dilakukan untuk dapat mengungkapkan kompetensi seseorang, seperti tes intelegensi harus dapat mengungkapkan kemampuan dasar dan intelegensi orang tersebut, demikian juga dengan tes bakat yang harus mampu mengungkapkan bakat yang dimiliki seseorang.

h. Kecepatan, mengacu kepada waktu dalam pelaksanaan tes. Waktu dalam pelaksanaan tes itu tidak terlalu lama dan tidak terlalu cepat. Untuk menentukan tes yang baik dan efisien maka dapat dipertimbangkan melalui try out.

12. Pola komunikasi dalam proses interaksi belajar mengajar
a. Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah, Dalam komunikasi ini guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi. Guru aktif dan siswa pasif. Ceramah pada dasarnya adalah komunikasi satu arah,atau komunikasi sebagai aksi. Komunikasi jenis ini kurang banyak menghidupkan kegiatan siswa belajar.

b. Komunukasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah, pada komunikasi ini guru dan siswa dapat berperansama yaitu pemberi aksi dan penerima aksi.

c. Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi, Komunikasi ini tidak hanya melibatkan interaksi yang dinamis antara gurudenan siswa tetapi juga melibatkan interaksi yang dinamis antara siswa yang satu dengan yang lainnya.

13. Fungsi motivasi dalam belajar adalah:
Mendorong manusia untuk melakukan suatu tugas atau perbuatan yang serasi guna mencapai tujuan yang dikehendaki dengan menyisihkan perbuatan – perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.


14. Prinsip-prinsip motivasi dalam belajar sebagai berikut :
a. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar.
b. Motivasi Intrinsic lebih utama dari pada motivasi Ekstrinsik.
c. Motivasi berupa pujian lebih baik dari pada hukuman.
d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar.
e. Motivasi dapat memupuk optimism dalam belajar.
f. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.

15. Teori Motivasi dalam belajar, diantaranya :
a. Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.

b. Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.”

16. Hubungan antara teori belajar dengan strategi mengajar guru adalah: 
Pengetahuan dalam mempersiapkan pengajaran terhadap peserta didik dimana harus dipersiapkan sebelumnya. Jadi antara teori belajar dengan strategi mengajar guru saling berkaitan erat.

17. Sumber belajar (learning resources) adalah:
Semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.

18. Jenis-jenis Sumber Belajar yaitu:
a. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
b. Sumber belajar yang dimanfaatkan(learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

19. Jenis-jenis lingkungan sebagai sumber belajar:
a. Lingkungan Alam adalah segala sesuatu yang sifatnya alamiah, seperti sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan), tumbuh-tumbuhan dan hewan (flora dan fauna), sungai, iklim, suhu dan sebagainya.

b. Lingkungan sosial, diantaranya :
- Mengenal adat istiadat dan kebiasaan penduduk setempat
- Mengenal jenis-jenis mata pencaharian penduduk sekitar
- Mengenal organisasi-organisasi sosial yang ada
- Mengenal kehidupan beragama yang dianut oleh penduduk
- Mengenal struktur pemerintahan setempat

c. Lingkungan Budaya, lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

20. Peranan guru sebagai agen pembelajaran, adalah:
1. Fasilitator.
2. Motivator.
3. Pemacu.
4. Perekayasa Pembelajaran.
5. Pemberi Inspirasi Belajar bagi Peserta Didik.

27 May 2015

Sambung 2 Laptop Via Wireless (Ad Hoc) di Windows 7

Langkah pertama adalah melakukan setting pada komputer yang akan menjadi pemancar sinyal, namun sebelumnya nyalakan dahulu wireless adapternya.

Setelah itu lakukan langkah dibawah ini:

Klik tombol Windows yang terletak disebelah kiri bawah.
Pada kolom Search Programs and Files ketikkan adhoc.
Maka akan muncul setup an ad hoc (computer-to-computer) network langsung saja tekan Enter.
Maka akan jendela Setup an Ad Hoc Network, langsung saja klik Next.
Selanjutnya akan muncul jendela seperti ini:
Pada Network name isikanlah nama network yang Anda inginkan, saya contohkan dengan nama tes-koneksi.
Pada Security type terdapat 3 pilihan yaitu:
No autenthication (Open), dimana semua laptop yang mendapatkan sinyal akan bisa terhubung kejaringan tanpa autentikasi apapun dan siapapun itu.

WEP, dimana semua laptop yang mendapatkan sinyal dan ingin terhubung ke jaringan terlebih dahulu harus memasukkan sandi yang sudah diset sebelumnya.

WPA2-Personal, hampir sama dengan WEP, namun proteksi pada WPA lebih ditingkatkan, dan tingkat kerumitannya juga semakin besar. Untuk lebih lengkapnya silahkan Anda tanya sama Om Google :)

Pada contoh ini saya memilih WPA2-Personal.
Pada Security key, masukkanlah sandi yang akan digunakan untuk bergabung kejaringan.
Terdapat 2 check box pada jendela ini, yaitu: Hide characters, apabila centang pada pilihan ini dihilangkan, maka sandi yang Anda ketikkan akan terlihat. Ini digunakan apabila Anda ragu dengan sandi yang Anda masukkan, karena tidak ada pengulangan sandi. Save this network, apabila Anda memberikan centang pada pilihan ini, maka pada saat laptop Anda dimatikan dan dihidupkan kembali atau restart, settingan koneksi yang Anda buat ini tidak akan hilang.
Jika sudah, klik Next.
Jika koneksi berhasil dikonfigurasi, maka akan muncul jendela seperti ini:
Klik saja Close.
Sampai disini Anda sudah berhasil membuat induk dari Ad Hoc yang akan dibangun, namun belum bisa melakukan koneksi dengan laptop lain. Jika Anda melakukan klik pada icon jaringan di sudut kanan bawah, seperti pada gambar dibawah ini:
Maka Anda akan melihat terdapat sebuah koneksi Wireless Network Connection dengan nama tes-koneksi dan memiliki status Waiting for users, seperti ini:
Langkah selanjutnya adalah memberikan IP Address pada wireless adapternya.
Klik tombol Windows > Control Panel > Network and Internet > Network and Sharing Center.
Pada bar kiri atas klik Change adapter settings.
Klik kanan Wireless Netowrk Connection, pilih Properties.
Double klik pada Internet Protocol Version 4 (TCP/Ipv4).
Pilih radio button use the following IP Address, lalu masukkan IP Address beserta Subnet mask-nya. pada contoh ini saya menggunakan IP Address: 10.10.10.1 dan Subnet mask: 255.255.255.0, seperti pada gambar dibawah ini:
Setelah itu klik Ok dan Ok lagi.
Setting di laptop yang memberikan sinyal sudah selesai. Selanjutnya kita beralih pada komputer yang akan meminta koneksi. Disini saya juga menggunakan laptop yang juga sudah memiliki wireless adapter yang berfungsi dengan baik. Langkah yang harus dilakukan adalah:

Aktifkan wireless adapternya.
Aturlah IP Address dan Subnet mask sehingga sehingga bisa terkoneksi dengan laptop yang memberikan sinyal tadi. Contoh IP Addressnya adalah 10.10.10.2 atau 10.10.10.3 atau 10.10.10.X dengan subnet mask yang sama, yaitu 255.255.255.0, contohnya seperti pada gambar di bawah ini:
Jika sudah, klik Ok dan Ok lagi.
Setelah itu, langkah selanjutnya adalah tinggal mengkoneksikan ke komputer yang memberikan sinyal. Cara mengkoneksikannya juga sama dengan cara mengkoneksikan ke jaringan hotspot, saya yakin pasti Anda tahu bagaimana caranya. Jika muncul kotak dialog yang meminta password, masukkanlah password yang sebelumnya sudah diatur pada komputer yang memberikan sinyal.

Jika Anda melakukan semua langkah diatas tadi dengan benar, maka kedua laptop pasti sudah terkoneksi. Berikut ini tampilan pada saat laptop penerima sinyal melakukan ping kepada laptop pemberi sinyal:

Jika ada laptop atau PC lain yang ingin bergabung dengan jaringan Ad Hoc ini, bisa melakukan hal yang sama dengan langkah diatas pada laptop penerima. Cara ini bisa juga digunakan pada PC, namun dengan syarat PC tersebut sudah harus memiliki wireless adapter yang bisa berfungsi dengan baik. Itulah langkah-langkah dalam sambung 2 Laptop Via Wireless (Ad hoc) di Windows 7.

26 May 2015

Metode Pembelajaran Inovatif


Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses unutk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan.
Di bawah ini adalah beberapa metode pembelajaran efektif, yang mungkin bisa kita persiapkan.

Metode Debat
merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.

Metode Role Playing
adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. 

Kelebihan metode Role Playing:
Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerja-sama.
1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu   yang berbeda.
3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.

Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
2. Berpikir dan bertindak kreatif.
3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.

Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Langkah-langkah:
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Kelebihan:
1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
3. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
Kekurangan:
1. Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
2. Membutuhkan banyak waktu dan dana.
3. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini

Cooperative Script
adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah:
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
6. Kesimpulan guru.
7. Penutup.
Kelebihan:
• Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
• Setiap siswa mendapat peran.
• Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan:
• Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
• Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).

Picture and Picture
adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.

Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
3. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5. Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan / rangkuman.

Kebaikan:
1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2. Melatih berpikir logis dan sistematis.
Kekurangan:
Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.

Numbered Heads Together
adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Langkah-langkah:
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6. Kesimpulan.
Kelebihan:
• Setiap siswa menjadi siap semua.
• Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
• Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.

Kelemahan:
• Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
• Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. 

Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Seleksi topik

Parasiswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.

b. Merencanakan kerjasama

Parasiswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.

c. Implementasi
Parasiswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
d. Analisis dan sintesis
Parasiswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
e. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.

f. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.

Metode Jigsaw
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.

Metode Team Games Tournament (TGT)
adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.


Ada 5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:

1. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.

2. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.

3. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.

4. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.

5. Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40

Model Student Teams – Achievement Divisions (STAD)
Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti.

Langkah-langkah:
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
2. Guru menyajikan pelajaran.
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
5. Memberi evaluasi.
6. Penutup.

Kelebihan:
1. Seluruh siswa menjadi lebih siap.
2. Melatih kerjasama dengan baik.

Kekurangan:
1. Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
2. Membedakan siswa.

Model Examples Non Examples
adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD.

Langkah-langkah:
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar.
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
6. Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan.

Kebaikan:
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.

Kekurangan:
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2. Memakan waktu yang lama.

Model Lesson Study
adalah suatu metode yang dikembangkan di Jepang yang dalam bahasa Jepangnya disebut Jugyokenkyuu. Istilah lesson study sendiri diciptakan oleh Makoto Yoshida.
Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:
    a. Perencanaan.
    b. Praktek mengajar.
    c. Observasi.
    d. Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran.

2. Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.

3. Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.

4. Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui.

5. Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.

6. Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/ pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (2).

Adapun kelebihan metode lesson study sebagai berikut:
    – Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas.
    – Dapat dilaksanakan antar/ lintas sekolah.

7 March 2015

KEMKOMINFO STOP MPLIK & PLIK serta Desa Berdering

Jangan Biarkan Yang Terpencil kian Terkucil
 
Mobil Internet Kecamatan


Jakarta - Layanan Universal Service Obligation (USO) yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan digital di daerah tertinggal akhirnya dihentikan sementara oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Kepala Humas dan Pusat Informasi Kementerian Kominfo Ismail Chawidu mengatakan bahwa penghentian sementera ini sengaja dilakukan lantaran pelayanan USO yang telah berjalan dianggap kurang efektif.

"Maka untuk sementara layanan USO dihentikan (suspensi) guna mencegah munculnya potensi kerugian dari berbagai aspek," lanjutnya.

USO merupakan bagian dari kewajiban pemerintah dalam memberikan pelayanan universal di bidang telekomunikasi dan informatika kepada publik.

Kewajiban pelayanan tersebut dilakukan untuk mengurangi kesenjangan digital di daerah khususnya daerah pedesaan, tertinggal, dan terluar, yang secara ekonomi sulit dilakukan oleh penyelenggara telekomunikasi komersial.

Program Layanan USO selama ini diawali dengan layanan dasar (voice) hingga layanan data (internet) dengan kegiatan-kegiatan antara lain Desa Berdering, Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) dan PLIK yang bersifat bergerak (MPLIK).

Pelayanan USO yang telah berjalan selama ini dilakukan dengan menggunakan model sewa layanan atau pengadaan barang jasa lainnya dari Penyedia USO.

Hingga saat ini, berdasarkan hasil monitoring evaluasi perkembangan layanan USO, dari sisi anggaran, realisasi rata-rata per tahun sampai dengan 2014 adalah 41%.

Dana USO sendiri berasal pelaku sektor telekomunikasi. Sumbangan yang lebih dikenal dengan nama dana USO besarannya adalah 1,25% dari pendapatan pelaku usaha.

Di luar USO, ada lagi pungutan Biaya Penyelenggaraan (BHP) Telekomunikasi sebesar 0,50% yang dianggap juga sebagai Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Rancang Ulang

Selama masa penghentian sementara, dilakukan langkah-langkah evaluasi dan rancang ulang (redesign) program USO di tahun 2015.

Esensi utama rancang ulang adalah tetap melanjutkan program eksisting namun merubah mekanismenya, yaitu tidak lagi bersifat top down dari pusat ke daerah tetapi dari daerah ke pusat yang juga disesuaikan dengan kebutuhan daerah, dan juga berbasis pada kebutuhan kementerian dan lembaga lainnya serta kelompok masyarakat.

Selain itu, program USO masa datang tidak hanya mencakup pembangunan infrastruktur tetapi juga mencakup pengembangan ekosistem seperti pemberdayaan masyarakat, pengembangan konten dan aplikasi.

Konsep rancang ulang juga bersifat clustering, yaitu sesuai dengan kondisi dan kesiapan masing-masing daerah. Untuk memudahkan monitoring dan evaluasi, rancang ulang program USO melibatkan pula partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

Rancang ulang program USO direncanakan selesai sampai tahun 2015. Pemerintah menyiapkan pula rancangan utama (Grand Design) program USO dengan asumsi bahwa UU No.36 Tahun 1999 diganti dengan UU Telekomunikasi yang baru atau UU Konvergensi.

Di antara isu penting yang dipertimbangkan pada legislasi yang baru itu adalah model kontribusi USO yang disesuaikan dengan dinamika industri telekomunikasi dan informatika dalam pengembangan pembangunan infrastruktur serta ekosistem di daerah-daerah yang secara ekonomi kurang menguntungkan.


Rapat Kerja
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi I menggelar rapat kerja  (raker) bersama Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo), yang bertempat di Ruang Rapat Komisi I, Gedung Nusantara II DPR RI pada Selasa (27/1). Agenda rapat kerja tersebut membahas tentang Kebijakan Bidang Komunikasi dan Informasi, Kebijakan Anggaran Komunikasi dan Informasi, Program Legislasi di Bidang Kominfo Tahun 2015-2019 dan Kebijakan Pengelolaan Dana USO. Dalam rapat tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara menjelaskan tentang Kebijakan dan Rencana Kerja Kemenkominfo tahun 2015-2019. Selanjutnya Komisi I DPR RI akan melakukan pembahasan lanjutan mengenai  RKA/KL APBN-P Kemenkominfo TA 2015 dan Rencana Pita Lebar Indonesia.


Komisi I DPR RI juga akan membentuk Panja Universal Service Obligation (USO) untuk dibahas bersama Kemenkominfo mengenai Grand Desain Pemanfaatan Dana USO, serta membahas anggaran Pusat Layanan Internet Kecamatan/Mobile Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK/MPLIK) yang statusnya belum dapat dicairkan (diblokir). Komisi I DPR RI juga akan mengajukan RUU tentang Penyiaran dan RUU tentang Radio Televisi Republik Indonesia (RUU RTRI) sebagai prioritas Prolegnas tahun 2015.

Selanjutnya, Kemenkominfo akan mengajukan RUU Revisi Undang-Undang Nomor 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi, dan RUU Perlindungan Data Pribadi. Kemenkominfo dan Komisi I DPR menjalin kesepakatan untuk melakukan revisi (terbatas) UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi  Elektronik yang diusulkan menjadi inisiatif Pemerintah. Komisi I DPR meminta kepada Kemenkominfo untuk membuat Sistem Keamanan Siber Nasional (National Cyber Security)sehingga negara mempunyai kemampuan untuk  mengantisipasi berbagai kejahatan atau perang siber yang berpotensi mengancam system Keamanan Siber Nasional. Berkaitan dengan hal tersebut Komisi I DPR RI meminta Kemenkominfo untuk berkoordinasi dengan Kementerian Pertahanan, Lembaga Sandi Negara, Badan Intelijen Negara dan lembaga atau kementerian terkait lainnya, untuk menyiapkan RUU tentang Keamanan Cyber Nasional ke dalam Prolegnas 2015-2019. Dalam rapat ini juga, Komisi I DPR meminta Menkominfo untuk memperdalam serta mempelajari peluang Addendum Soft Loan Projek Improvement on TV Transmitting Stations (ITTS-II) dari spesifikasi ready to digital menjadi full digital dan selanjutnya akan membahasnya bersama Komisi I DPR RI dan LPP TVRI.


Dalam kesempatan tersebut kepada RK, Charles Honoris berpendapat sangat penting untuk memperluas area pelayanan kepada masyarakat khususnya dalam bidang informasi dan telekomunikasi, terutama di wilayah perbatasan. Supaya daerah perbatasan juga mempunyai kesempatan yang sama dengan daerah yang lain dalam ketersediaan dan kemudahan akses informasi sehingga masyarakat mampu mengembangkan beragam potensi dan ekonomi setempat. (RK) 


26 February 2015

Internet Kecamatan (MPLIK) di Mata Masyarakat

Guna mempercepat peningkatan keterjangkauan pemerataan layanan internet di masyarakat terpencil dan untuk mendorong perubahan daerah setempat, mencerdaskan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat; Kementerian Komunikasi dan Informasi (KEMKOMINFO) pada tahun 2011 telah meluncurkan program Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK). Ini merupakan gebrakan baru untuk memasyarakatkan internet dan meng-internet-kan masyarakat. MPLIK sebagai kelanjutan program Universal Service Obligation (USO Project) melalui PLIK–tanpa Mobil.

Dari segi mobilitas, MPLIK tentu lebih fleksibel ruang geraknya daripada PLIK, karena dapat berpindah-pindah tempat sesuai kebutuhan. Menurut data Kementerian tersebut, terdapat 1907 unit MPLIK yang tersebar di 32 propinsi. Keberadaan fisik MPLIK didukung oleh beberapa karoseri pemenang tender/lelang pengadaan MPLIK, yakni : Delimajaya Carrosserie, Karya Logam, Delima Mandiri, New Armada, Rahayu Sentosa, dan Tugas Anda. Dengan tujuan mulia tersebut, mestinya keberadaan, termasuk operasionalisasi MPLIK perlu mendapat pengawasan dan evaluasi dari waktu ke waktu. Bila keberadaannya sangat dibutuhkan masyarakat luas dan dirasakan masih kurang jumlahnya, tentunya armada MPLIK perlu ditambah. Tetapi bila keberadaannya kurang dimanfaatkan oleh masyarakat luas, mestinya perlu dicari penyebabnya, mengapa?. Apakah masyarakat kurang mendapat sosialisasi program ini, ataukah sebab yang lain misal budaya malu untuk melakukan sesuatu yang baru atau belum terbiasa? Seperti diketahui, bahwa, Proyek MPLIK merupakan singkatan dari Mobile Pusat Layanan Internet Kecamatan yang bersifat mobile (bergerak) untuk akses internet yang sehat, aman, cepat, dan murah. Fungsi dan tujuannya adalah melayani masyarakat umum yang berada di daerah-daerah kecamatan yang belum terjangkau oleh fasilitas internet. Penyedia mobil layanan internet kecamatan (M-PLIK) merupakan amanat dari pasal 5 peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika RI No. 48/PER/M.KOMINFO/11/2009 tentang penyedia jasa akses Internet pada wilayah pelayanan universal telekomunikasi Internet kecamatan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika RI No. 19/PER/M.KOMINFO/12/2010.


MPLIK ini sinergi kegiatan Program KPU/ISO dengan Community Access Point (CAP), yang ditargetkan oleh Penyedia sebanyak 1.907 MPLIK yang nantinya akan tersebar diseluruh wilayah Indonesia. FGD Kajian Efektifitas Program Pendampingan Pemanfaatan Layanan KPU/USO|Program KPU (Kewajiban Pelayanan Universal) atau USO (Universal Service Obligation) adalah program pemerintah yang dilaksanakan oleh Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informasi (BP3TI) Dirjen Penyelenggara Pos dan Informatika Kementrian Kominfo). Program tersebut bertujuan mempercepat pemerataan akses telekomunikasi dan informasi untuk daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan tidak layak secara ekonomi. Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai salah satu propinsi penerima program tersebut mendapat jatah 8 armada MPLIK (masing-masing untuk Kota Yogyakarta, Kab. Sleman dan Kab. Bantul sebanyak 2 unit, dan untuk Kabupaten Kulonprogo dan Gunungkidul sebanyak 1 unit). Kendaraan minibus tipe FOTON karoseri New Armada tersebut di bagian depan (dibawah kaca) sudah terpanpang tulisan KONMUTER dengan kepanjangan Konsumen Mudah Terlayani. KONMUTER perlu kita maknai juga sebagai Konsumen Murah Terlayani, karena layanan internet memang benar-benar murah (di counter MPLIK tertulis tarif internet Rp. 1.500,-/jam, atau lebih murah daripada warung-warung internet pada umumnya). Menurut keterangan operator, MPLIK beroperasi mulai jam 08.30 sampai dengan 15.30, dengan berpindah tempat setiap 10 hari. Kalau kita amati sekilas, penggunaan internet disini lebih didominasi anak-anak untuk bermain “game”, apalagi ketika mereka libur atau pulang pagi. Mestinya masyarakat luas pun perlu memanfaatkan media ini untuk pengembangan potensi mereka atau atau masyarakat. Dalam hal layanan lain yang dibutuhkan masyarakat dengan membayar secara online baik untuk rekening listrik, telpon (telkom) maupun rekening air, tentu sarana ini sangat membantu peningkatan aksesbilitas masyarakat.

Sesuai slogan “Jangan Biarkan yang Terpencil Kian Terkucil”, pertimbangan apakah yang menyebabkan 2 Kabupaten tertinggal di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (Kulonprogo dan Gunungkidul) dengan jangkauan pelosok yang lebih luas masing-masing hanya mendapat 1 unit MPLIK. Seandainya armada ditambah, tentu akan menciptakan lapangan kerja baru masyarakat setempat, yakni sebagai driver maupun operator. Akhirnya kita menunggu keberlangsungannya, apakah program ini akan menjadi sia-sia tak bermakna, ataukah bermakna mencerdaskan, serta mensejahterakan masyarakat, bangsa dan negara?

Pengertian Vsat Internet KU-BAND & C-BAND

VSAT (dalam bahasa Inggris, merupakan singkatan dari Very Small Aperture Terminal) adalah stasiun penerima sinyal dari satelit dengan antena penerima berbentuk piringan dengan diameter kurang dari tiga meter. Fungsi utama dari VSAT adalah untuk menerima dan mengirim data ke satelit. Satelit berfungsi sebagai penerus sinyal untuk dikirimkan ke titik lainnya di atas bumi. Sebenarnya piringan VSAT tersebut menghadap ke sebuah satelit geostasioner. Satelit geostasioner merupakan satelit yang selalu berada di tempat yang sama sejalan dengan perputaran bumi pada sumbunya yang dimungkinkan karena mengorbit pada titik yang sama di atas permukaan bumi, dan mengikuti perputaran bumi pada sumbunya.

Mendapatkan data Internet dari satelit sama dengan mendapatkan sinyal televisi dari satelit. Data dikirimkan oleh satelit dan diterima oleh sebuah alat decoder pada sisi pelanggan. Data yang diterima dan yang hendak dikirimkan melalui VSAT harus di-encode dan di-decode terlebih dahulu. Satelit Telkom-1 menggunakan C-Band (4-6 GHz). Selain C-Band ada juga KU-Band. Namun C-Band lebih tahan terhadap cuaca dibandingkan dengan KU-Band. Satelit ini menggunakan frekuensi yang berbeda antara menerima dan mengirim data. Intinya, frekuensi yang tinggi digunakan untuk uplink (5,925 sampai 6,425 GHz), frekuensi yang lebih rendah digunakan untuk downlink (3,7 sampai 4.2 GHz).

Sistem ini mengadopsi teknologi TDM dan TDMA. Umumnya konfigurasi VSAT adalah seperti bintang. Piringan yang di tengah disebut hub dan melayani banyak piringan lainnya yang berlokasi di tempat yang jauh. Hub berkomunikasi dengan piringan lainnya menggunakan kanal TDM dan diterima oleh semua piringan lainnya. Piringan lainnya mengirimkan data ke hub menggunakan kanal TDMA. Dengan cara ini diharapkan dapat memberikan konektifitas yang baik untuk hubungan data, suara dan fax. Semua lalu lintas data harus melalui hub ini, bahkan jika suatu piringan lain hendak berhubungan dengan piringan lainnya. Hub ini mengatur semua rute data pada jaringan VSAT.

Frame TDM selalu berukuran 5.760 byte. Setiap frame memiliki 240 sub-frame. Setiap sub-frame adalah 24 byte. Panjang waktu frame tergantung pada data rate outbound yang dipilih. TDMA selalu pada 180 ms. TDMA disinkronisasi untuk memastikan bahwa kiriman data yang berasal dari stasiun yang berbeda tidak bertabrakan satu dengan yang lainnya.

Pendapat umum mengatakan bahwa koneksi dengan satelit adalah koneksi yang paling cepat. Kenyataanya adalah tidak. Waktu yang dibutuhkan dari satu titik di atas bumi ke titik lainnya melalui satelit adalah sekitar 700 milisecond, sementara leased line hanya butuh waktu sekitar 40 milisecond. Hal ini disebabkan oleh jarak yang harus ditempuh oleh data yaitu dari bumi ke satelit dan kembali ke bumi. Satelit geostasioner sendiri berketinggian sekitar 36.000 kilometer di atas permukaan bumi.

KU-Band :

KU-band adalah bagian dari spektrum elektromagnetik dengan jarak frekuensi dalam gelombang mikro mencapai 11,7 hingga 12,7 GHz (downlink frequencies) dan 14 hingga 14,5 GHz (uplink frequencies). KU-band atau Kurtz-Under band terutama digunakan pada satelit komunikasi, khususnya untuk penerbitan dan penyiaran satelit televisi atau Direct Broadcast Television.

KU-band juga digunakan untuk sinyal telepon dan layanan komunikasi bisnis.

C-Band :

C-Band adalah nama yang diberikan kepada bagian tertentu dari spektrum elektromagnetik , serta berbagai panjang gelombang dari gelombang mikro yang digunakan untuk telekomunikasi radio jarak jauh. IEEE C-band dan variasi-variasi kecil nya  berisi rentang frekuensi yang digunakan untuk transmisi satelit komunikasi paralel oleh beberapa perangkat Wi-Fi, beberapa telepon nirkabel, dan beberapa sistem radar cuaca.

IEEE C-band adalah bagian dari spektrum elektromagnetik pada rentang frekuensi microwave berkisar 4,0-8,0 gigahertz, tetapi definisi ini adalah salah satu yang diikuti oleh produsen radar dan pengguna, namun tidak harus oleh pengguna telekomunikasi radio microwave.

Topology

Ilustrasi biaya:

VSAT KU BAND
Perangkat Rp13.500.000
Ongkos Pasang Rp2.500.000
Pedestal Rp1.000.000
Aktifasi Rp2.500.000
Jumlah A Rp19.500.000
PPN 10% Rp1.950.000
Rp21.450.000
Biaya Lain2    Tergantung Tujuan
Biaya kirim ke lokasi Rp3.000.000  
Tiket Teknisi Rp5.000.000
Akomodasi dll Rp5.000.000
Jumlah B Rp13.000.000
Paket Personal (Sampai Dengan) Harga belum PPN 10%
Tanpa SLA, Tanpa CIR,
Paket Kecepatan Tarif  PPN Total
Down Up Rp 10% Rp
A up to 1024 Up to 128 3.000.000 300.000 3.300.000
B up to 2048 Up to 256 4.200.000 420.000 4.620.000
C up to 2048 Up to 512 5.500.000 550.000 6.050.000
Paket CIR 1:4
Paket Kecepatan Tarif PPN Total
Down Up Rp 10% Rp
A4 512/1:4 512 /1:4 3.750.000 375.000 4.125.000
B4 1028/1:4 512/1:4 5.500.000 550.000 6.050.000
C4 2048/1:4 512/1:4 8.750.000 875.000 9.625.000
Paket CIR 1:1
Paket  Kecepatan Tarif PPN  Total
 Down  Up Rp 10%   Rp
A1  512/1:1  512/1:1 9.000.000 900.000 9.900.000
B1  1024/1:1  512/1:1 14.000.000   1.400.000  15.400.000
C1  2048/1:1  1024/1:1 27.000.000 2.700.000 29.700.000