DENNYSAM 2

Selamat Datang di SuperBlog Denny Sam. Saya membuat beberapa artikel yang perlu dan baik untuk disharing.

DENNYSAM

Selamat Datang di SuperBlog Denny Sam. Saya membuat beberapa artikel yang perlu dan baik untuk disharing.

DENNYSAM 3

Selamat Datang di SuperBlog Denny Sam. Saya membuat beberapa artikel yang perlu dan baik untuk disharing.

DENNYSAM 4

Selamat Datang di SuperBlog Denny Sam. Saya membuat beberapa artikel yang perlu dan baik untuk disharing.

DENNYSAM 5

Selamat Datang di SuperBlog Denny Sam. Saya membuat beberapa artikel yang perlu dan baik untuk disharing.

Internet Kecamatan (MPLIK) di Mata Masyarakat.

Guna mempercepat peningkatan keterjangkauan pemerataan layanan internet di masyarakat terpencil dan untuk mendorong perubahan daerah setempat, mencerdaskan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat; Kementerian Komunikasi dan Informasi (KEMKOMINFO) pada tahun 2011 telah meluncurkan program Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK). Ini merupakan gebrakan baru untuk memasyarakatkan internet dan meng-internet-kan masyarakat. MPLIK sebagai kelanjutan program Universal Service Obligation (USO Project) melalui PLIK–tanpa Mobil.
Showing posts with label psikologi. Show all posts
Showing posts with label psikologi. Show all posts

7 February 2014

Konsep Dasar Tugas-tugas Perkembangan

Manusia dalam menjalani serangkaian proses kehidupannya mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan yang erat kaitannya dengan peningkatan kuantitas pada fisik manusia terjadi sejak masa konsepsi dan berhenti setelah mencapai maturasi (kematangan) yang terjadi pada masa remaja atau masa dewasa awal seperti dinyatakan oleh Tanner (Bee, 1984 : 91) “the final part of the pattern is the leveling of at the beginning of adulthood, wick remarks the end of growth as we usually thing of it.”

Hal ini berbeda dengan perkembangan yang berjalan terus menerus hingga akhir hayat manusia sebagaimana dikemukakan

Thornburg (1984 : 16) yang menyatakan bahwa “perkembangan berlangsung secara terus menerus di sepanjang hidup seseorang, mulai dari masa konsepsi sampai berakhirnya kehidupan orang itu.”
 

Walaupun dalam proses pertumbuhan dan perkembangan selalu ditandai dengan adanya perubahan, tidak semua perubahan yang terjadi dapat diartikan sebagai perkembangan. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Candida Peterson (1996 : 20) yang menyatakan Some permanent changes over the life span are better descried as ageing than as growth.”

Lebih lanjut Peterson juga menyatakan bahwa perubahan yang dapat dikategorikan sebagai perkembangan harus memenuhi 4 kriteria yaitu
:


·  Permanent      :          perubahan yang terjadi bersifat permanent, bukan perubahan perubahan temporer atau yang disebabkan oleh kegiatan incidental.
·   Qualitative       :          perubahan yang terjadi menunjukkan perubahan total dari seseorang, tidak hanya bersifat peningkatan kemampuan yang sudah dimiliki sebelumnya
·  Progressive      :         perubahan yang terjadi merupakan perwujudan aktualisasi seseorang. Perubahan ini terkait dengan kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri dengan berbagai situasi/perubahan yang terjadi di lingkungannya.
·     Universal           :       perubahan yang terjadi bersifat umum dan dialami oleh individu­individu yang lain pada tahapan usia yang hampir sama.
“Proses perkembangan yang berlangsung sepanjang hayat manusia pada hakekatnya adalah perubahan menuju ke kedewasaan. Pencapaian tujuan perkembangan, yaitu kedewasaan, tidaklah sekaligus, tetapi setahap demi setahap sesuai dengan masa-masa perkembangan yang sedang dijalani oleh individu yang bersangkutan hendaklah mencapai tujuan perkembangan yang sesuai dengan masa perkembangannya itu. Seluruh tujuan perkembangan, dari masa awal sampai masa lanjut adalah berkesinambungan. Pencapaian tujuan perkembangan pada masa yang terdahulu menjadi dasar bagi pencapaian tujuan perkembangan pada masa berikutnya. Atau dengan kata lain, apabila tujuan perkembangan pada masa terdahulu tidak tercapai dengan baik, dikhawatirkan pencapaian tujuan perkembangan masa berikutnya terganggu (Tn. 1983 :14)”.
Tugas perkembangan yang harus dijalani oleh setiap individu sesuai dengan masa perkembangan yang sedang ditempuhnya disebut sebagai tugas perkembangan/developmental task. Peterson (1996 : 35) dalam hal ini mendefinisikan tugas perkembangan sebagai “age norm” wick describes an average age or norm for when particular behaviours relikely to emerge or stabilize or decline.” Robert J. Havigurst (Hurlock, 1980 : 9) menyatakan bahwa “tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa kearah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi, kalau gagal, menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas tugas berikutnya.”
Perkembangan manusia yang terjadi secara bertahap sesuai dengan masa perkembangannya, dan adanya implikasi bagi setiap individu untuk melakukan tugas perkembangan sesuai dengan tahapan usianya, membuat setiap individu harus memahami dan berusaha untuk dapat melakukan tugas perkembangan sesuai dengan tahapan usia masing-masing. Tugas perkembangan ini menurut Havigurst sangat erat kaitannya dengan fungsi belajar. Dalam hal ini Havigurst (Sunarto, 2002 : 43). Menyatakan bahwa “tugas perkembangan harus dipelajari, dijalani dan dikuasai oleh setiap individu. Tugas-tugas ini dikaitkan dengan fungsi belajar, karena pada hakekatnya perkembangan pada kehidupan manusia dipandang sebagai upaya mempelajari norma kehidupan dan budaya masyarakat agar ia mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik dalam kehidupan nyata.”
Sudah diakui secara umum sebagai suatu fakta, perkembangan seseorang sebagian besar terjadi pada usia di bawah 6 tahun. Pada periode usia ini anak-anak membentuk struktur kognitif dan kepribadian dirinya yang akan menentukan jalan hidup untuk selanjutnya. Berdasar hal tersebut maka proses menumbuhkembangkan kreativitas perlu dilakukan sejak usia dini, karena pada masa ini proses kreativitas sedang mengalami puncak perkembangannya. Anak-anak pada dasarnya sangat kreatif. Mereka memiliki ciri-ciri yang oleh para ahli sering digolongkan sebagai ciri-ciri individu yang kreatif, misalnya rasa ingin tahu besar, senang bertanya, imajinasi yang tinggi, minat yang luas, tidak takut salah, berani menghadapi resiko, senang akan hal-hal baru, dan sebagainya.
I.     Tugas-tugas Perkembangan
Secara umum Havigurst (Hurlock, 1980: 10) mendeskripsikan Tugas-tugas perkembangan masa bayi dan awal masa kanak-kanak adalah.
Ø  belajar memakan makanan padat
Ø  belajar berjalan
Ø  belajar berbicara
Ø  belajar mengendalikan gerakan badan
Ø  memperoleh stabilitas fisiolis
Ø  belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
Ø  mempelajari peran yang sesuai dengan jenis kelaminnya
Ø  mempersiapkan diri untuk membaca
Ø  belajar membedakan benar dan salah, dan mulai mengembangkan hati nurani
Tugas-Tugas perkembangan pada akhir masa kanak-kanak dideskripsikan oleh Havigurst (Hurlock, 1980: 10), yaitu.
mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan tertentu
Ø  membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh belajar
Ø  menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
Ø  mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
Ø  mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung
Ø  mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
Ø  mengembangkan hati nurani, moralitas, dan nilai-nilai
Ø  mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok dan lembaga-lembaga sosial
Ø  mencapai keberhasilan pribadi
Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja oleh Havigurst (Hurlock, 1980-10) mendeskripsikan tugas-tugas perkembangan remaja sebagai berikut :
Ø  mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita
Ø  mencapai peran sosial pria atau wanita
Ø  menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
Ø  mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
Ø  mempersiapkan karier ekonomi
Ø  membangun keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga negara yang baik
Ø  memupuk dan memperoleh perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan secara sosial
Ø  memperoleh seperangkat nilai dan siytem etika sebagai pedoman berperilaku
II. Tahapan-Tahapan dalam Perkembangan Manusia
Pencapaian tujuan perkembangan yaitu proses menuju kedewasaan tidak berjalan sekaligus, tetapi secara bertahap sesuai dengan tahapan perkembangan manusia. Pembagian tahapan dalam perkembangan manusia didasari pada kesamaan karakteristik pada setiap tingkatan usia.
Havigurst membagi tahapan perkembangan manusia dalam 6 tahap, yaitu :
Ø  Masa bayi dan awal masa kanak-kanak
Ø  Akhir masa kanak-kanak
Ø  Masa remaja
Ø  Awal masa dewasa
Ø  Masa usia pertengahan
Ø  Masa Tua
Tahap-tahap perkembangan dalam rentang kehidupan manusia dibagi oleh Thornburg dalam 4 tahap yang terdiri dari beberapa periode umur sebagai berikut :
Ø  Masa bayi 0 – 2 tahun
·         Periode dalam kandungan : mulai dari terjadinya konsepsi sampai lahir
·         Periode baru lahir : lahir sampai umur 4 atau 6 minggu
·         Periode bayi : umur 4 atau 6 minggu sampai 2 tahun
Ø  Masa Kanak-kanak 2 – 11 tahun
·         Periode kanak-kanak permulaan : umur 2 – 5 tahun
·         Periode kanak-kanak pertengahan : umur 6 – 8 tahun
·         Periode kanak-kanak akhir : umur 9 – 11 tahun
Ø  Masa Remaja 11 – 19 tahun
·         Remaja permulaan : umur 11 – 13 tahun
·         Remaja pertengahan : umur 14 – 16 tahun
·         Remaja akhir : umur 17 – 19 tahun
Ø  Masa Dewasa 20 – 81 tahun
·         Dewasa permulaan : umur 20 – 29 tahun
·         Dewasa pertengahan : umur 30 – 49 tahun
·         Dewasa : umur 50 – 65 tahun
·         Dewasa akhir : umur 66 – 80 tahun
·         Tua : umur 81 tahun ke atas
Disamping tahap-tahap perkembangan di atas, Thornburg juga mengemukakan adanya masa pra remaja yaitu bagi mereka yang berumur 9 – 13 tahun, dan masa pemuda yang terjadi pada umur 19 – 22 tahun.
Berdasarkan pada beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tugas-tugas perkembangan tersebut terbagi dalam beberapa tahapan. Tahapan-tahapan ini didasarkan pada kesamaan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan pada masing-masing usia. Tahapan-tahapan perkembangan tersebut adalah masa bayi dan awal masa kanak-kanak, masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa awal dan pertengahan, serta masa tua.
III. Implikasi
Pemahaman tentang tugas-tugas perkembangan yang berbeda pada setiap tahapan usia bermanfaat bagi individu. Hurlock (1980 : 9) menyatakan bahwa “tugas-tugas dalam perkembangan mempunyai 3 macam tujuan yang sangat
berguna. Pertama sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui  apa yang diharapkan masyarakat pada usia-usia tertentu. Kedua, dalam memberi motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan dari mereka oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupan mereka. Dan ketiga, menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang akan mereka hadapi dan tindakan apa yang diharapkan dari mereka kalau sampai pada tingkat perkembangan berikutnya.” Disamping dapat digunakan sebagai pedoman dan pemberi motivasi bagi individu dalam masyarakat, pemahaman tentang tugas perkembangan juga dapat digunakan oleh para praktisi yang menangani kelompok usia tertentu dalam pekerjaannya. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Peterson (1996 : 38)” ....they can give practitioners who work with particular age groups a general idea what to expect. .... Norm also facilitate social planning and environmental design for particular age groups.”
Namun, pemahaman tentang adanya tugas perkembangan yang berbeda pada setiap tahapan usia individu juga dapat disalahartikan. Hal ini diungkapkan oleh Hurlock (1980 : 9) yang menyatakan ada 3 macam bahaya potensial yang umum berhubungan dengan tugas-tugas perkembangan. Pertama, harapan yang kurang tepat baik individu sendiri maupun lingkungan sosial. Kedua adalah melangkahi tahap tertentu dalam perkembangan sebagai akibat dari kegagalan menguasai tugas-tugas tertentu. Dan yang ketiga muncul dari tugas itu sendiri. Sekalipun individu berhasil menguasai tugas pada suatu tahap dengan baik, namun keharusan menguasai sekelompok tugas-tugas baru yang tepat untuk tahap berikutnya akan membawa ketegangan dan tekanan kondisi yang dapat mengarah pada suatu krisis.
Bagi pendidik, pemahaman tentang tugas-tugas perkembangan dapat membantu pendidik untuk memahami anak didiknya dan membantu mereka dalam mengembangkan potensi yang mereka miliki secara optimal. Dalam hal ini Nana Syaodih (2001 : 18) menyatakan bahwa “Ada dua alasan mengapa tugas-tugas perkembangan ini penting bagi pendidik. Pertama, membantu memperjelas tujuan yang akan dicapai sekolah. Pendidikan dapat dimengerti sebagai usaha masyarakat, melalui sekolah, dalam membantu individu mencapai tugas-tugas perkembangan tertentu. Kedua, konsep ini dapat dipergunakan sebagai pedoman waktu untuk melaksanakan usaha-usaha pendidikan. Bila individu telah mencapai kematangan, siap untuk mencapai tahap tugas tertentu serta sesuai dengan tuntutan masyarakat, maka dapat dikatakan bahwa saat untuk mengajar individu yang bersangkutan telah tiba.”
IV. Kesimpulan
1.    Perkembangan terjadi sepanjang hayat manusia dan berlangsung secara bertahap sesuai dengan tahapan usia masing-masing individu
2.    Tidak semua perubahan yang terjadi dapat dikategorikan sebagai perkembangan, hanya perubahan yang memenuhi kriteria permanent, kualitatif, progresif dan universal yang dapat disebut sebagai perkembangan
3.    Setiap tahapan perkembangan ditandai dengan adanya kesamaan karakteristik yang kemudian diformulasikan sebagai tugas-tugas perkembangan yang harus dipelajari, dijalani dan dikuasai oleh setiap individu agar individu tersebut mampu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan mengaktualisasikan diri sebagai anggota masyarakat.
4.    Pemahaman tentang tugas-tugas perkembangan membantu individu untuk mengevaluasi dan memperbaiki diri terhadap tugas perkembangan yang telah dijalaninya, yang sedang dijalaninya dan yang akan dijalaninya.
5.    Pemahaman tentang tugas-tugas perkembangan sangat penting bagi pendidik untuk dapat memahami karakteristik anak didiknya. Pemahaman ini dapat membantu pendidik dalam pelaksanaan KBM dengan menyesuaikan strategi pembelajaran yang tepat bagi masing-masing usia, sebagai pedoman bagi pendidik untuk membantu anak didik meningkatkan kemampuan pada tahap perkembangan berikutnya sehingga anak dapat mengembangkan potensinya secara optimal.

21 December 2013

Ciri orang saat berbohong

Berikut ciri pembohong atau orang sedang bohong:

1. Ketahuilah cara dia biasanya berbicara.
Sebagai seorang teman, anda pasti mengetahui cara biasanya sahabat atau orang yang anda kenal ketika berbicara. Ada hal-hal yang khas dari setiap orang ketika mengujarkan sesuatu, baik ketika sedih, senang, marah, dan lain sebagainya. Biasanya ciri ini juga diikuti dengan gesture khusus, seperti gerak bibir, tangan, badan, mata, alis dan lain sebagainya yang satu sama lain memiliki perbedaan. Cara-cara yang tidak sama dengan cara yang biasanya dilakukan ketika berbicara bisa menjadi petunjuk awal.

2. Perhatikan tekanan-tekanan dalam pola bicaranya.
Seseorang yang berada dalam tekanan dan desakan psikologis juga mengalami tekanan fisik tertentu sebagai imbasnya. Misalnya detak jantung yang meningkat dan aliran darah yang cepat. Hal ini mempengaruhi aktivitas fisik lainnya, dalam hal ini adalah aktivitas berbicara. Orang yang berbohong cenderung memiliki nada bicara dan tekanan yang tidak wajar. Hal ini dikarenakan oleh tekanan serta pertimbangan pikiran yang tarik ulur dalam menyatakan kebohongan. Pada dasarnya, menyatakan kebohongan adalah hal yang secara alamiah akan memberikan tekanan sekaligus pada kondisi psikologi, fisik, serta mental. Oleh karena itu, tekanan yang muncul lebih besar,

3. Lihatlah beberapa pertanda dan gesture (gerak-gerik) khusus yang muncul.

Berikut ini adalah beberapa pertanda dan gesture yang seringkali dijumpai pada orang yang sedang berbohong:

Gerak tubuh yang minim atau sama sekali tidak bergerak atau justru bergerak secara berlebihan. Orang yang sedang berbohong cenderung 'membeku', tidak sering berhadapan dengan lawan bicara,dan berusaha meminimalisasi gerak tubuhnya. Ada pula yang justru bergrak secara berlebihan. Semua itu adalah usaha untuk menghindari munculnya tanda-tanda bahwa dia sedang berbohong. Namun, hal ini justru juga bisa menjadi petunjuk bahwa seseorang sedang berbohong.
Tidak ada kontak mata. Orang sedang berbohong seringkali menghindari kontak mata. Secara naluriah, dia akan menghidari tatapan mata lawan bicaranya. Kontak mata dalam berbicara merupakan pendukung dan juga menyimpan informasi tambahan ketika berbicara. Dengan melakukan kontak mata, seseorang yang sedang dibohongi akan menangkap signal informasi yang tidak sinkron dengan apa yang diucapkan. Itulah mengapa kemudian ada juga ilmu ilmiah membaca pikiran orang lain melalui kontak mata.
Gesture bagian tubuh lain yang menunjukkan rasa tertekan. Misalnya mengkukur2, memainkan kuku jari, mengedipkan mata secara berlebihan, menelan ludah berkali-kali, dan gerakan lain yang dilakukan berulang-ulang. Perasaan takut, gugup, tidak nyaman, serta bayangan tentang apa yang akan terjadi jika dia diketahui berbohong akan membuat orang mengalami tekanan yang tinggi dan melakukan hal-hal yang sebenarnya menunjukkan kegelisahan.
Melihat ke bagian kanan atas. Melihat ke arah ini diasosiasikan sebagai usaha untuk memperkerjakan dan mengolah otak kanan untuk memunculkan imajinasi, yaitu usaha untuk membuat jalinan cerita berdasarkan apa yang telah diceritakannya. Sebaliknya, melihat ke bagian kiri disosiasikan sebagai usaha memanggil memori untuk menyatakan kebenaran/jalinan cerita yang sesungguhnya.
Mata yang terbuka lebar dan memasang tampang innocent (tidak bersalah). Kebiasaan di masa kecil yang masih kita bawa sekarang adalah membuka mata selebar-lebarnya dan membuat tampang innocent, seolah-olah hendak berkata, "Siapa? ....Aku yang bersalah?!" Hal ini sering kita lakukan pada saat kecil dulu ketika mama memergoki ada sebungkus roti gede yang hilang dari kulkas. !(^^)
Bicara yang tersendat-sendat (paused). Tidak semua orang memiliki bakat yang besar dalam membuat cerita serta berbicara dengan lancar pada saat berbohong. Sehingga, seringkali ditemui pembicaraan yang dihentikan sejenak dan dalam tempo yang tidak wajar. Biasanya terjadi ketika suatu bagian cerita bohong hendak dilontarkan, yaitu ketika dia sedang berusaha mengarang suatu jalinan cerita. Di sinilah biasanya cerita yang disampaikan mulai tidak konsisten dan berubah-ubah.
Menyentuh hidung dan menutup wajah atau mulut. Ini juga merupakan bawaan sejak kecil, yang merupakan respon reflektif ketika seseorang ingin menutup-nutupi sesuatu.
Nada bicara yang tinggi. Orang yang berbohong cenderung menaikkan nada bicara. Baik karena sebagai usaha menegaskan informasi yang disampaikan, emosi yang meningkat, maupun tekanan yang tinggi. Hal ini akan sangat mudah diketahui apabila anda telah mengenal kebiasaan berbicara lawan bicara.

4. Mengurangi/menghilangkan informasi yang harus disampaikan.
Berbohong tidak hanya dengan mengucapkan hal yang tidak sebenarnya, namun juga dengan menghilangkan informasi yang seharusnya dikatakan pada lawan bicara. Indikasi ini sebenarnya justru lebih mudah diketahui karena biasanya jalinan informasi/atau cerita yang disampaikan menjadi tidak utuh dan menimbulkan banyak pertanyaan. Pertanda-pertanda tersebut di atas masih tetap akan muncul. Setelah menyampaikan informasi dengan gaya yang meyakinkan, dia akan melakukan gesture-gesture tertentu, misalnya menyentuh hidung atau menutup mulut/wajah.

5. Tanyailah orang yang anda duga berbohong.
Tentu saja cara ini juga akan mengundang resiko besar. Apabila, ternyata lawan bicara anda tidak berbohong, maka cara ini akan membawa dampak buruk. Oleh karena itu, pergunakan cara ini juka anda telah mendapatkan banyak pertanda di atas dan anda yakin benar bahwa lawan bicara anda telah berbohong. Akan tetapi, membiarkan dan tidak menanyai orang yang sedang berbohong pun juga akan berdampak sangat buruk, terutama bagi si pelaku. Oleh karena itu, cara ini juga merupakan solusi agar si pelaku kebohongan mengaku dan masalah kemudian dapat dicarikan solusi untuk diselesaikan.

6. Gunakan Intuisi.
Percaya atau tidak, manusia diciptakan memiliki intuisi. Selain itu, manusia diciptakan untuk mengatakan kebenaran. Oleh karena itu manusia pada dasarnya susah untuk melakukan kebohongan dan sulit untuk dibohongi. Intuisi sama sekali berbeda dengan nafsu, karena nafsu berkaitan dengan keinginan, sehingga bersifat subjektif. Sedangkan intuisi bersikap objektif dan tidak berdasarkan dengan keinginan. Jadi merasa dibohongi dan berprasangka dibohongi tidaklah sama. Sebelum meyakini diri anda dibohongi, tanyakanlah pada diri anda apakah ini karena prasangka ataukah karena intuisi anda. Meskipun anda pada akhirnya tidak tahu apakah anda dibohongi dengan adanya bukti, tapi setidaknya anda tahu bahwa seseorang sepertinya sedang berbohong pada anda sehingga anda tidak akan mempercayainya begitu saja.